Sekarang kita hidup di zaman semua serba mudah. Kehadiran teknologi yang semakin canggih dan akses internet yang semakin cepat menjadi kita mudah untuk mendapatkan berbagai informasi dan berkomunikasi dengan orang lain tanpa perlu bertatap muka. Bahkan sekarang hampir semua kalangan umur bisa menggunakan smartphone dan memiliki akun media sosial.
Cyberbullying adalah salah satu masalah yang sering kita temui di media sosial. Cyberbullying bisa berdampak pada kesehatan mental karena biasanya berupa hate-speech, body shaming, pelecehan seksual, pengancaman, dll. Salah satu kasus yang belum lama terjadi adalah kematian seorang artis Korea bernama Sulli. Sulli ditemukan meninggal gantung diri di rumahnya.
Dari video di atas, kita bisa lihat bahwa Sulli mengalami cyberbullying. Komentar-komentar negatif dan gosip-gosip mengenai dirinya banyak ditemukan di internet. Hal tersebut pasti membuat dia sangat stress sampai bisa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Sulli tidak mau melaporkan para pelaku cyberbullying kepada pihak kepolisian karena karena para pelaku yang masih dibawah umur.
Para pelaku cyberbullying ini biasanya melakukan hal tersebut karena dendam, sakit hati, kecemburuan sosial dan ingin terlihat hebat. Mereka tidak bisa mengontrol emosi dirinya dan tidak memikirkan dampak buruk dari apa yang mereka posting. Padahal cyberbullying ini tidak ada manfaatnya sama sekali.
Cyberbullying bisa membuat korban menjadi pesimis dan mudah stress bahkan bisa melukai diri. Kalau kita menjadi korban cyberbullying sebaiknya kita ceritakan kepada orang terdekat dan melaporkan tindakan tersebut kepada pihak berwenang. Kita juga bisa memfilter feeds media sosial dengan unfollow, mute dan block akun-akun serta komentar jahat yang kita lihat. Selain itu, mencari support orang sekitar juga penting, karena lebih banyak orang yang menyayangi kita di dunia nyata dibandingkan mereka yang jahat di dunia maya.
Kita tidak bisa mengontrol perilaku orang lain terhadap kita, tetapi kita bisa mengontrol perilaku kita sendiri untuk orang lain. Salah satu kontrol perilaku yang bisa kita lakukan adalah berperilaku baik di media sosial. Kita bisa menahan emosi dan jempol untuk tidak memposting hal yang menjurus pada cyberbullying, berpikir ulang apakah yang kita bagikan di media sosial hanya untuk kepuasan pribadi atau kebermanfaatan banyak orang.
Semoga kita bisa selalu menjadi orang baik untuk diri sendiri dan orang lain, ya!
“Karya ini diikutsertakan dalam kompetisi Journalist Challenge by Ibunda.id, platform karya anak bangsa yang menyediakan layanan kesehatan mental berbasis teknologi”.
Sebagai seorang yang sedang belajar untuk hidup sehat, menemukan tempat minum jamu jadi hal yang menyenangkan. Baru tau kalau ada tempat macam ini diantara ratusan kedai kopi yang sekarang menjamur di Jogja. Namanya Jamu Ginggang! Lokasinya dekat dengan Pura Pakualaman (ada di google maps).
Tempatnya sederhana banget. Interiornya masih menggunakan furniture lama, baik itu kursi, meja, jendela dan etalase. Di dinding warungnya tertempel foto-foto berukuran besar seperti poster, foto-foto para buyut terdahulu. Udara di sini sejuk mungkin karena dekat dengan banyak pohon rindang, adem di dalam walaupun di luar sangat terik. Jalanan di depan warung pun tidak ramai karena termasuk area tempat tinggal, jadi jauh dari hiruk pikuk macet.
Warung Jamu Ginggang ini sudah ada sejak 1950. Tapi, Mbah Joyo sudah meracik jamu dari tahun 1920-an sejak beliau masih menjadi Abdi Dalem di Pura Pakualaman. Jamu-jamu racikan beliau ini banyak memberi khasiat buat pengobatan. Awalnya diberi nama oleh Kanjeng Ratu Sri Pakualam ke-VI dengan nama Tan Ginggang atau Tansah Ginggang, yang bermaksud agar hubungan antara kraton Pakualam dan para warga sekitar selalu rukun dan dekat tanpa ada jarak. Selanjutnya, resep ramuan jamunya terus dijaga oleh keturunan Mbah Joyo sampai sekarang yang sudah memasuki generasi ke lima.
Pilihan menu jamunya banyak! Dari yang berkhasiat untuk penambah stamina, penyembuh sakit sampai vitalitas. Dari yang pahit seperti brotowali sampai yang manis juga ada. Ada beberapa jamu juga yang bisa di minum dengan es, ada juga pilihan dengan tambahan telur ayam kampung atau madu. Kalau kita bingung mau pilih yang mana, bisa tanya dulu ke staffnya mengenai khasiat dan rasa jamunya gimana, biar tidak salah pilih hehehe.
Kebanyakan yang datang ke sini adalah orang-orang yang sudah berlangganan jamu belasan sampai puluhan tahun yang lalu. Saya bertemu dengan seorang bapak yang dulu pemain bola, dia sudah berlangganan sejak tahun 1965. Saya juga bertemu dengan sepasang orang tua yang ternyata setiap seminggu sekali selalu ke sini untuk minum jamu. Tidak bohong memang, usia mereka yang terlihat sudah lebih dari 50 tahun masih terlihat sehat, mungkin karena rajin konsumsi jamu.
Tapi kata pemilik warung, Pak Rudi, sekarang juga banyak anak muda yang datang. Turis mancanegara juga banyak yang datang karena Pak Rudi bekerja sama dengan tour dan travel.
Bahagia sekali bisa minum jamu drink-in sambil duduk manis sama teman-teman. Biasanya kalau minum jamu harus ke pasar pagi-pagi. Jamu Ginggang buka setiap hari! Dari Senin sampai Minggu, dari jam 09.00 sampai 20.00 WIB jadi minum jamu bisa sore-sore habis berolahraga atau malam setelah pulang kerja.
Pembuatan jamu di sini masih pakai cara tradisional setiap pagi sebelum warung buka. Mereka tidak menggunakan blender, khawatir merusak rasa. Walaupun sudah lebih dari setengah abad, kualitas ramuan dan rasa jamu ini masih oke, kata mereka. Mulai sekarang, saya perlu buat agenda rutin buat jajan ke warung ini. Sepuluh ribu sudah dapat minuman sehat~
Minggu lalu, saya diajak oleh teman-teman dari Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) untuk berkunjung ke Pusat Rehabilitasi Yakkum, Jogja. Surprisingly, ternyata mereka memiliki kedai kopi tepat di depan gerbang masuk Yakkum, namanya Cupable.
Istimewanya, setiap kopi dan makanan disajikan oleh teman-teman disabilitas. Kamis lalu, Mas Eko, Mas Ade, Mas Irfan dan Mas Salman mendemonstrasikan pembuatan kopi dengan metode V60. Mereka adalah penyandang disabilitas fisik dan mental, terganggu alat gerak fisiknya dan fungsi pikir (skizofrenia).
Sejak tahun 2017 Pusat Rehabilitasi Yakkum sudah mengadakan pelatihan untuk barista, mempersiapkan makanan dan pelayanan pelanggan.
Kopi yang ditawarkan di sini ada arabika dari Bajawa-NTT dan Sulawesi, ada juga robusta dari Kerinci-Sumatera. Pilihan menu kopinya ada V60, Vietnam drip, kopi tubruk dan cappucino. Para barista meng-grinder biji kopi, menyeduh bubuk kopi dengan V60 dripper hingga jadi segelas kopi arabika hangat untuk kami. Semua proses mereka lakukan sendiri, dengan keterbatasan alat gerak, hebat!
Selain kopi, ada juga jus dan teh serta cemilan. Pelanggan bisa memilih duduk di dalam ruangan atau di luar. Bagian dalam ada beberapa sofa dan meja yang nyaman untuk mengerjakan deadline pekerjaan. Di luar, bisa untuk duduk-duduk santai menikmati ramainya Jalan Kaliurang sambil menghisap batangan rokok. Mereka buka Senin-Sabtu dari jam 09.00-22.00 WIB.
Adanya Cupable ini, kita perlu paham bahwa para penyandang disabilitas seperti mereka juga memiliki hak untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak pantas didiskriminasi. Perlu diingat juga, kita bisa saja menjadi seorang disabilitas.
Kalau bingung hari ini mau ngopi di mana, Cupable bisa jadi tempat pilihan kalian. Lokasinya ada di Jalan Kaliurang KM 13,5 Yogyakarta, kanan jalan. Selamat ngopi, jangan lupa bersyukur! 🙂
Halo! Kabar gembira buat rakyat yang hobinya jajan. Apalagi jajan makanan. Udah beberapa hari ini Pasar Kangen hadir lagi di Jogja. Salah satu acara yang ngebawa kita buat nostalgia sama makanan, minuman dan barang-barang jadul.
Lokasi Pasar Kangen masih sama kaya tahun kemarin di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Pasar Kangen ini konsepnya seperti bazaar, banyak jejeran stan-stan makanan, tiap stan didekorasi dengan atap dari daun kering serta beberapa menggunakan alas meja batik khas Indonesia. Stan-stan makanan yang dijual berupa makanan Indonesia unik dan tempo dulu yang sudah jarang ditemukan di pasaran, jadi jangan harap bisa menemukan boba di acara ini. Ratusan jajanan snack tempo dulu yang bisa kita cicipi diantaranya tiwul, clorot, apem, geblek, belalang goreng dan masih banyak lagi. Tidak hanya snack, di sini juga ada menu besar seperti sego pecel, sego megono Pantura, empal gentong Cirebon, rujak cingur Surabaya, kerak telor Jakarta, mie lethek Bantul dan masih banyak makanan yang bisa bikin perut kenyang. Untuk melepas dahaga kita bisa membeli es dawet jembut khas jembatan utuh Purworejo, es selendang mayang dari Jakarta, wedang ronde, bir jawa, bir pletok dan minuman segar lainnya.
Di area dalam gedung banyak lapak-lapak barang antik dan tempo dulu. Para penjual menggelar dagangannya dengan rapi di lantai. Benar-benar merasakan atmosfer nostalgia, kita bisa menemukan barang-barang seperti kaset pita, telepon kabel, mesin ketik manual, kamera roll film, buku jaman dulu dan mainan seperti kelereng. Ada juga beberapa stan yang menjual baju dan kerajinan unik. Bahkan ada stan tarot buat kalian yang mau diramal kehidupannya hahaha.
Habis capek keliling jajan makanan, bisa duduk di bangku-bangku depan panggung utama sambil menghabiskan jajanan. Panggung utama menyajikan pertunjukan kesenian dari berbagai daerah seperti reog Ponorogo, ketoprak, jathilan dan hiburan menarik lainnya. Saat kemarin saya ke sana, sedang ada pertunjukan reog Ponorogo.
Waktu terbaik untuk berkunjung kesini adalah pada sore hari. Semakin malam, Pasar kangen akan semakin ramai, jangan sampai kita badmood duluan karena macet daerah sekitar dan tidak dapat parkir kendaraan. Jangan khawatir uang kalian akan habis karena tiket masuk gratis dan harga jajanan sangat murah. Pasar Kangen benar-benar mengobati kangen pada masa lalu! Seru!
Halo! Postingan ini masih dalam rangka sharing ilmu yang saya dapat waktu workshop Zero Wasste Class April lalu. Ternyata di akhir sesi, ada class bersama Ibu Janti (@alterjiwo). Beliau membagi ilmu tentang Mindfulness, yang termasuk juga tentang Mindful Living dan Mindful Eating. Kali ini saya bahas tentang mindful eating, tulisan ini juga saya lengkapi dari sumber lain di internet.
Sharing mindful eating bersama Ibu Janti
Ibu Janti
Pernah gak sih setelah makan tapi masih belum kenyang? padahal porsinya sudah banyak. Atau sudah makan tapi mulut rasanya ingin ngunyah terus? Atau dalam waktu yang sebentar tapi perut sudah lapar lagi? Sejujurnya, saya pernah. Habis makan mie ayam, masih lapar, lalu makan kebab, masih belum kenyang juga sampai akhirnya jajan cilok atau thai tea. Perilaku makan kaya gitu bikin efek negatif ke tubuh, selain berat badan yang pasti bertambah, kita juga jadi gak memperhatikan asupan makanan apa aja yang udah kita makan. Dan ternyata, bisa jadi kita gak mindful ketika makan.
Mindful eating itu kita memperhatikan apa yang kita makan, tekstur dan rasa, bagaimana makanan yang kita makan punya efek selama dan setelah makan, apa yang menjadi alasan ingin makan, emosi yang memicu makan. Simplenya, kita mengenali kebutuhan diri sendiri.
What is mindful eating? (pict: google)
Alasan
utama kita sebagai mahluk hidup makan karena kita butuh energi. Tetapi kadang
kita pernah punya perilaku makan yang tidak sehat, entah karena lagi emosi atau
karena lingkungan.
External
eating : Makan karena respons dari isyarat lingkungan yang berhubungan dengan
makanan, misalnya penglihatan dan aroma makanan. Lagi jalan di mall terus cium
aroma D’Crepes, jadi jajan deeh hahaha.
Mindful
eating itu apa aja, sih?
Makan ketika lapar dan berhenti ketika
kenyang
Makan
ketika perut benar-benar lapar, tapi bukan berarti makan saat perut
kerongcongan dan hampir pingsan. Kita menentukan waktu sarapan, makan siang dan
makan malam. Kita juga perlu tau tubuh kita benar lapar atau hanya emosi.
Jangan makan ketika emosi.
Makan secara perlahan
Jangan
makan terburu-buru karena ada pekerjaan lain karena tubuh akan sulit mencerna
makanan dan sulit kasih tanda kalo udah makan terlalu banyak. Makan secara
perlahan bisa membantu komunikasikan pikiran dan tubuh kita, apa yang
sebenernya kita butuhkan untuk nutrisi tubuh. Tubuh kita akan mengirim sinyal
kenyang sekitar 20 menit setelah otak. Dengan makan perlahan, tubuh bisa
mengejar otak dan mendengarkan sinyal dari dalam tubuh untuk makan dalam jumlah
yang pas.
Melibatkan indera dalam makan
Ketika
makan lihatlah tampilan makanan, lihat warnanya, cium aromanya, kenali tekstur
dan rasanya. Perilaku kaya gitu akan bikin kita puas dan kenyang lebih cepat.
Makan dalam diam
Nah
ini yang kadang kita gak sadar, tangan kanan megang sendok buat makan tapi
tangan kiri tetep asik megang gadget. Coba untuk fokus makan tanpa gangguan.
Makan tanpa pegang HP, tablet, nonton televisi, pegang buuku, atau apapun itu.
Makan untuk menjaga kesehatan
Kita coba buat tau makanan kita kira-kira diprosesnya gimana, bahan bakunya dari mana, siapa yang bikin. Kira-kira gorengan yang dimakan ini minyaknya udah sehitam apa ya? Wkwk. Hal ini bikin kita peduli sama tubuh, apalagi kalo sering makan di luar rumah. Katanya, semakin rumit makanan diproses masaknya, semakin rumit juga tubuh kita buat cerna makanannya. Organ tubuh kita akan lebih bahagia kalo mencerna makanan dengan mudah, menghindari tumpukan lemak dan melancarkan sistem pencernaan juga.
How to mindful eating? (pict: google)
Kabar
gembiranya, mindful eating bisa menurunkan berat badan, lhoo! Hahaha. Mindful
eating ini bisa mengubah perilaku makan kita dan mengurangi stress saat makan.
Karena kita udah tau ternyata asupan makanan udah banyak dan makanan yang kita
makan seperti apa, kita jadi bisa kontrol, dan berat badan juga terkontrol
hehehe.
Proses
mindful eating ini gak perlu dilakukan langsung, blasss! Lebih baik bertahap,
pelan-pelan aja. Dengerin apa yang dirasa tubuh kita, gak perlu dipaksa, kenali
kebutuhan tubuh kita. Saya pun masih belajar, karena saya setuju kalo minful
eating ini jauh lebih banyak benefitnya, apalagi buat kesehatan. Belajar
bersyukur juga, memperhatikan makanan yang kita makan dan tubuh kita diberi
makan apa, iya gak sih? Hehehe.
Semoga postingan ini bermanfaat, ya. Terima kasih udah membaca, have a nice day! 🙂
Halo! Apa kabar teman-teman? Akhirnya saya posting blog lagi setelah bulan kemarin males banget buat ngetik hahaha. Seperti janji saya di postingan satu bulan lalu, di postingan ini saya akan bahas tentang traveling tanpa menghasilkan sampah (zero waste) khususnya saat mendaki gunung. Ilmunya saya dapat dari Zero Waste Class bulan April lalu dan ada beberapa tambahan dari pengalaman saya selama mendaki gunung.
Tutorial packing zero waste oleh Siska Nirmala (Zero Waste Adventure)
Sebelumnya kalian udah pada tau belum kalo naik gunung peralatan apa aja yang wajib dibawa? Kalau belum, ini saya share listnya ya (berdasarkan pengalaman, kalo kurang silakan ditambahkan sendiri hehe). Peralatan ini wajib dibawa, baik kelompok maupun pribadi biar kita gak merasa kesulitan ketika naik gunung.
Peralatan mendaki gunung
Dari peralatan dan logistik yang kita bawa kadang menghasilkan sampah dan kalo lagi gak sengaja malah bisa meninggalkannya di gunung (walau bentuknya kecil). Nah, biar meminimalisir sampah atau bahkan syukur-syukur bisa ga menghasilkan sampah, ini ada alternatif peralatan yang bisa diganti.
Peralatan minim sampah
Dari gambar diatas, umumnya barang-barang yang ada di kolom pertama (kiri) sudah pasti dibuang setelah mendaki gunung, contohnya aja trash bag dan botol air minum kemasan. Daripada harus buang barang, jadi lebih baik kita ganti sama peralatan yang bisa kita pakai untuk pendakian selanjutnya. Tapi kan barang-barang penggantinya itu harganya lebih mahal? Nah, karena harganya lebih mahal jadi pasti kita gak bakal ngebuang barang itu. Barangnya jadi punya value. Udah beli dengan harga lebih mahal masa dibuang gitu aja? Gak dong. Selain punya value, barang pengganti yang lebih mahal itu juga bisa dipakai lagi (reusable) kalo mau naik gunung lagi, contohnya dry bag dan botol minum reusable. Satu lagi, karena pas beli harganya mahal (dan mungkin belinya perlu nabung), kita juga jadi sayang sama barang. Salah satu cara “sayang” sama barang selain rajin bersihin, kita juga perlu pilih-pilih siapa orang yang meminjam. Bukan terkesan pelit tapi kita gak bakal tau barang kita bakal diperlakukan seperti apa sama si peminjam, misalnya teflon trangia yang harusnya hanya boleh pakai spatula kayu/plastik/silikon tetapi peminjam memakainya dengan spatula logam yang malah bikin teflon jadi rusak.
Jangan lupa makan sayur, ya!
Penyumbang sampah
terbesar selanjutnya adalah perbekalan dan P3K (obat pribadi). Untuk perbekalan
diusahakan jangan membawa makanan instan dan berkemasan (termasuk bumbu). Lebih
baik bawa perbekalan mentah ataupun matang yang lebih alami kaya sayur, buah,
daging, ikan dan telur. Semua perbekalan ditaruh di wadah/lunch box dari rumah,
jangan di plastik, kalo perlu sudah dicuci dan dipotong-potong jadi pas di
gunung tidak perlu repot. Menghitung kalori per orang saat mendaki gunung juga
penting banget, tujuannya biar gak terlalu banyak bawa logistik dan menghasikan
sampah lebih banyak. Kalo kita udah tau kalori per orang, selanjutnya kita bisa
bikin list menu apa aja yang mau dimasak. Percayalah, management perjalanan itu
penting banget sebelum naik gunung karena pendakian akan jadi lebih efisien dan
efektif.
Selain perbekalan, P3K juga diam-diam bisa menghasilkan sampah. Sampah sachet tolak angin, sampah dari tablet promag, sampah dari plester/hansaplast, dll. Tapi kan P3K penting, masa gak bawa P3K? Yes, penting banget! P3K wajib banget dibawa dalam carrier pribadi tapi akan lebih baik kalo kita gak pakai P3K itu. Caranya dengan melakukan pendakian yang safety (sesuai management perjalanan) dan dalam keadaan sehat. Jangan mendaki gunung saat badan sedang tidak sehat dan menstruasi (khusus perempuan) karena pasti akan menyusahkan diri sendiri dan teman satu tim, lebih baik ditunda dulu naik gunungnya nanti kalo udah sehat atau setelah menstruasi.
Bawa gelas reuseable
Semoga postingan blog kali ini bermanfaat, ya. Saya pun masih belajar untuk tidak menghasilkan sampah ketika mendaki gunung, mulai dari diri sendiri dulu aja hehe. Kalo dipikir akan lebih banyak keuntungannya kalo kita mendaki gunung ga menghasilkan sampah, pertama kita ga harus bawa turun sampah berat (biasanya dibawa pakai trash bag besar/kantong kresek besar terus diikat di carrier, jadi gak fashionable haha :p) yang kedua udah pasti bikin gunung jadi bersih. Kalo gunung tetap bersih belasan atau puluhan tahun yang akan datang, kita masih bisa camping sama anak cucu (semoga masih sehat, aamiin) dengan pemandangan yang masih sama bersih tanpa perlu ngerasa jijik sama bau gak sedap tumpukan sampah. Terima kasih sudah membaca, have a nice day! 🙂
Akhir pekan kemarin, dua hari berturut-turut saya ikutan dua workshop. Hari Jumat saya ikut workshop menulis bersama Uchita Pohan, Sabtunya saya ikut Zero Waste Class bersama Zero Waste Adventure dan Mindfullness bersama Ibu Janti Wignjopranoto (@alterjiwo). Akhir pekan yang sungguh produktif hahaha. Lewat tulisan ini saya mencoba berbagi ilmu yang saya dapat dari Zero Waste class kemarin, semoga bermanfaat ya.
Lokasi acaranya di Rumah Maguwo, kediaman Ibu Janti. Rumahnya super asri! Banyak banget tanaman, hening dan tenang gitu. Adem! Workshopnya di joglo sambil lesehan, jadi tidak kaku kaya duduk di kelas. Salah satu alasan yang bikin saya tertarik banget buat ikutan karena workshop ini diperuntukkan buat yang hobi naik gunung ataupun traveling, jadi ya relate aja gitu hehe.
Zero waste class di Jogja ini spesial karena pertama kalinya film dokumenter Siska Nirmala dan team diputarkan, Ekspedisi Nol Sampah di Baduy. Mereka mengunjungi Baduy tidak cuma buat belajar dan mengangkat kearifan lokal setempat, tapi juga berkunjung dengan tidak menghasilkan sampah. Dalam film itu mereka mewawancarai beberapa orang Badui Dalam dan Baduy Luar.
Dari film dokumenter itu, kita diajak belajar dari konsep kesederhanaan dan minimalis yang dianut Suku Baduy yang sudah ada sejak dulu. Saya coba kasih beberapa contohnya dalam poin-poin ya.
– Suku Baduy hanya memiliki baju tidak lebih dari 10 buah. Bahkan salah satu orang Baduy Dalam yang diwawancara hanya punya baju 3 buah, satu buah untuk upacara dan dua lainnya untuk sehari-hari.
– Suku Baduy Dalam hanya memiliki baju berwarna hitam dan putih, karena mereka percaya itu adalah warna pertama yang ada di dunia. Sedangkan untuk Baduy Dalam, selain warna hitam dan putih juga ada warna biru. Warna biru ini bisa diperoleh dari warna daun, katanya.
– Suku Baduy Dalam pakaiannya tidak menggunakan kancing, hanya kerah saja.
– Suku Baduy tidak menggunakan sabun atau pasta gigi konvensional, karena mereka menghargai mata air dan tidak mau mencemari hulu dan aliran sungai lainnya. Mereka menggunakan lerak untuk cuci baju, lerak yang ditumbuk bisa menghasilkan busa. Mereka menggunakan jeruk nipis dan daun kica’ang untuk shampoo. Mereka menggunakan sabut kelapa untuk sikat gigi.
Tapi ternyata, Suku Baduy sekarang sudah mulai terpapar modernisasi, khususnya Baduy Luar. Sejak 2010, Baduy dikenal dengan wisata budaya. Dalam satu minggu bisa lebih dari 500 orang berkunjung ke Baduy. Sisi positifnya, ada kenaikan perekonomian karena pemesanan kain khas Baduy meningkat. Sisi negatifnya, sampah plastik juga jadi bertambah. Sekarang kalau berkunjng ke Baduy mudah sekali manemukan warung yang menjual air minum kemasan. Pengunjung malas membawa pulang sampah karena track yang susah dan edukasi mengenai sampah untuk warga lokal ini juga masih kurang. Mereka masih belum menemukan solusi terbaik untuk masalah sampah ini, biasanya sampah-sampah ini dibakar.
Kedatangan kita ke suatu tempat lokal (misalnya Baduy ini) secara tidak langsung memberikan dampak bagi warga lokal. Ketika kita berpakaian bagus atau memegang HP, mereka penasaran dan ingin seperti kita. Pemakaian bahan-bahan natural yang sekarang sedang trend ini ternyata sebenarnya mengajak kita kembali ke budaya lama, pastinya dengan kebaikan mengurangi limbah.
Selesai menonton film dan berdiskusi, kami makan siang super spesial. Ibu Janti sang pemilik rumah adalah seorang vegetarian, jadi menu kami hari ini semuanya dari sayuran. Makan siang tanpa makanan kemasan. Menunya ada lempeng tiwul, terancam, sayur lodeh ijo, tempe koro bacem dan opak. Minumnya juga tidak berkemasan, free refill disediakan infused water lemon dan mint serta wedang jahe. Selama makan siang kami harus mindfullness, menikmati setiap suapan makanan, tanpa ngobrol dan pegang HP. Tapi saya pegang kamera wkwk.
Gaya hidup zero waste ini punya efek domino lhoo, ketika kita punya kesadaran buat minimalisir sampah, kita akan mengeliminasi produksi sampah dengan memilih mengkonsumsi makanan yang sederhana yaitu natural food. Dampak dari mengkonsumsi makanan sederhana itu kita jadi eating clean, eating clean sudah pasti baik buat badan kita. Setujuuu!
Beberapa orang belum tergerak karena sudah melekat mindset sulit mempraktekannya, padahal zero waste akan membuat hidup lebih sederhana. Mulai aja dulu dari yang paling mudah dan sederhana kemudian dilakukan secara bertahap dan konsisten, bisa dengan bawa botol minum, tempat makan dan kantong belanja sendiri. Saya pun masih belajar buat minimalisir sampah dan tidak hidup konsumtif. Yuk, pelan-pelan ubah kebiasaan sehari-hari kita! Jangan lupa pakai sedotan reuseable dan botol minum sendiri kalau beli minuman kekinian ya hehe. Biar belasan bahkan puluhan tahun lagi kita tidak tambah stress sama urusan sampah ini.
Sekian dulu cerita tentang zero waste classnya, postingan selanjutnya saya akan bahas tentang mendaki gunung atau traveling tanpa menghasilkan sampah dari ilmu yang saya dapat di class kemarin. Ditunggu, ya! hehe
Kalau ditanya, apa hal yang disuka pas naik gunung? Jawaban saya adalah memasak. Memasak di gunung semacam “reward” sama diri sendiri setelah lelah sama jalur gunung yang nanjak terus. Capek, keringetan, dan pusing selama mendaki bisa hilang gitu aja kalau udah waktunya masak buat makan. Sebenarnya bagian terenaknya ya makan, tapi belum afdol kalau belum bereksperimen sama masakan di gunung hahaha.
Buat pemula pasti selalu bingung kalau naik gunung mau masak apa dan logistik apa aja yang harus disiapkan, ujung-ujungnya bawa mie instan yang kalorinya rendah dan cuma bikin badan dehidrasi. Singkat tentang kalori, untuk kegiatan mendaki gunung ini terhitung aktivitas berat. Kalori yang dibutuhkan pria dan wanita perhari untuk aktivitas mendaki gunung ini juga beda, pria butuh 3.000 kalori dan wanita 2.600 kalori. Asupan kalori ini dari makanan yang kita bawa dan masak selama mendaki gunung, dari karbohidrat, lemak, protein, dll. Nah, gimana kita tau makanan yang kita makan berapa jumlah kalorinya? Kalian bisa cek di aplikasi HP, banyak banget aplikasi buat tau kalori makanan.
Oiya, untuk nentuin kita mau bawa logistik apa aja, cara mudahnya kita harus buat dulu manajemen perjalanannya, berapa lama pendakian, jam berapa ngecamp, berapa banyak timnya atau biasa disebut 5W1H (What, Where, Who, When, Why, How). Dalam tulisan ini saya rekomendasi menu untuk mendaki gunung 2D1N ya, dua hari satu malam. Untuk list menu, ini ada contoh waktu perjalanan ke Pangrango beberapa waktu lalu.
Mendaki gunung itu sudah pasti melelahkan, jangan sampai karena kondisi yang minim kita jadi tidak bisa makan enak. Makan enak itu sebuah keharusan kalau naik gunung, catet! Hahaha. Sekarang mau makan enak di gunung gampang banget, banyak banget bumbu instan di pasaran yang jadi penyelamat.
Sepiring nasi adalah kewajiban. Mungkin lebih tepatnya sepiring karbo. Apalagi kalo mendaki gunung sama para lelaki yang perutnya monster. Sialnya, sampai sekarang saya belum bisa memasak nasi di nesting atau trangia. Syukurnya selalu berpartner sama orang yang jago masak nasi, never failed. Delicious rice, happy tummy hehehe. Asupan karbo ini tidak harus melulu nasi, bisa juga diganti spagheti, kentang atau ubi.
Nah, biasanya kalau naik gunung pagi, pasti kita menepi di pos buat makan siang, begitu juga kalau naik gunungnya sore pasti pas sampai pos camp sudah malam, bawa nasi dan lauk matang dari rumah atau warung sangat membantu banget. Nasinya jangan dicampur sama lauk atau sayur apapun, dalam satu wadah hanya nasi saja karena nanti khawatir nasinya basi. Nasi dan lauk matang ini berguna banget, pas sudah sampai camp kita tinggal hangatkan di trangia sebentar dan langsung bisa dimakan, gak perlu repot masak lagi. Lauk matang yang bisa dibawa misalnya ayam goreng, sate ayam, telur asin, teri kacang, kering tempe atau kering kentang. Kita juga bisa bawa frozen food seperti kebab frozen atau roti maryam (banyak dijual di online shop kok).
Untuk sayur bisa masak sayur sop, capcay, pecel sayur atau tumis-tumisan. Tips dari saya, semua bahan masakan dicuci dan dipotong dari rumah kemudian ditempatkan di wadah tertutup. Ini sangat memudahkan, karena nanti kita tinggal masukin aja bahan-bahannya, dan pastinya jadi minim sampah.
Gimana ceritanya bisa masak ayam Ojju (ayam lilit keju mozarella) di gunung? Gampang kok. Ayam gorengnya tidak perlu dimasak dari awal, beli ayam goreng tepung di dekat rumah, taruh di wadah. Bumbunya pakai saus barbeque di supermarket, keju mozarellanya juga. Kejunya ditaruh di wadah sendiri ya, takut lumer. Tapi pengalaman saya kemarin, karena suhu gunung cenderung dingin jadi kejunya aman. Bawa parutan keju juga dari rumah, tinggal selipin di carrier, ringan!
Karbo, sayur, protein udah semua, jangan lupa dessertnya. Biasanya saya dan teman-teman selalu bikin jelly. Jelly dimasak pas baru sampai di camp atau sambil menunggu nasi matang, kalau sudah matang didiamkan di wadah, nanti jelly mengeras sendiri karena di gunung kan suhunya dingin hehe. Bawa buah potong dari rumah atau beli di pasar juga penting banget, biar sehat hihi.
By the way, bawa makanan cadangan juga penting ya, amit-amit kalau hal buruk terjadi terus kita susah buat masak yang ribet, bisa bawa sarden.
Sekarang sudah tidak ada alasan lagi buat makan minim kalau mendaki gunung, banyak banget resep makanan enak yang simple. Bisa tanya ke mbah gugel atau bereksperimen sendiri hehe. Intinya, biar mudah persiapkan semua bahan yang dicuci dan dipotong dari rumah karena bisa minimalisir sampah. Semoga berguna, ya! Happy cooking!
Halooo! Disela-sela postingan tentang traveling kali ini saya mau bercerita tentang gaya hidup sehat, boleh ya? Hehehe. Sebelumya saya disclaimer, saya bukan orang expert dalam gaya hidup sehat, saya bercerita tentang kebiasaan hidup sehat yang saya jalani dan sejauh ini berhasil.
“Tik, kok kamu sekarang kurusan, sih?”
“Kamu diet, ya?”
Ya kira-kira itu segelintir kalimat yang sering saya terima ketika bertemu dengan teman atau keluarga yang sudah lama tidak bertemu. Kadang saya bingung harus senang atau sedih. Senang karena saya memang merasa berat badan saya sekarang lebih stabil dan sedih karena kenapa harus komentar fisik hahaha.
Tentang gaya hidup sehat, awalnya saya aware untuk mencoba hidup sehat saat nenek dan kakek saya harus keluar masuk rumah sakit sebelum meninggal. Nenek saya keluar masuk ICU karena penyakit ginjal, harus kehilangan satu ginjalnya dan cuci darah rutin. Kakek saya juga berurusan dengan rumah sakit karena sakit diabetes. Semenjak kepergian nenek dan kakek, orang tua saya juga jadi lebih sering bawel untuk mengingatkan saya, salah satunya untuk minum air putih yang banyak. Apalagi ditambah saat itu saya tinggal jauh dari orang tua (kos di Jogja), asupan makanan pun tidak melulu selalu sehat dan bersih karena tidak langsung dimasak oleh Ibu di dapur rumah.
Dan saya juga mulai berpikir kalo sehat itu bagian dari investasi. Saya tidak mau di hari tua nanti dana tabungan yang seharusnya bisa dipakai untuk liburan bareng suami dan anak malah jadi dana untuk biaya rumah sakit. Kalo kata pepatah, mengobati lebih mahal dari pada mencegah. Jadi mulai sekarang saya mencoba mencegah dengan perlahan hidup sehat agar hari tua juga bisa tetap sehat dan bugar.
Hidup sehat yang saya lakukan ini sama sekali bukan bertujuan untuk diet. Turun berat badan itu bonus, malah semenjak hidup sehat ini berat badan saya jadi stabil. Saya pernah memiliki berat badan sampai 67 kg saat KKN di Papua Barat (2014) padahal sebelumnya berat badan saya maksimal sekitar 60 kg. Setelah hidup sehat ini, sekarang berat badan saya stabil di 56-58 kg. Saya turun sekitar 10 kg. Berat badan yang turun ini hasilnya tidak instan dan cepat, makanya saya tidak bilang ini diet.
Tidak Konsumsi Minuman Bersoda, Berpengawet, dan Gula.
Dulu saya adalah pribadi yang sangat suka minuman bersoda, berpengawet dan manis. Setiap makan di luar rumah, selalu pesan Spr*te dingin atau teh botol S*sro dengan es. SELALU. Teh botol for lyfe. Waktu awal-awal kuliah juga selalu pesan minum es Nutr*sari jeruk. Bayangin gimana jahatnya saya sama ginjal sendiri?Selalu saya kasih asupan minuman berpengawet dan berwarna.
Sekarang, dan tepatnya dari 2-3 tahun lalu, saya selalu pesan air mineral untuk minum ketika saya makan di luar rumah. Sesekali saya pesan es teh tawar, itu pun sangat jarang.
Kalo lagi nongkrong di coffee shop, gimana? Saya selalu pesan es cokelat atau es teh leci, tanpa gula. Oiya saya juga sudah bertahun-tahun tidak pernah minum kopi lagi, entah kopi hitam atau kopi susu kekinian. Saya meninggalkan kopi karena saya pernah merasakan sakit yang luar biasa di “ulu hati” setelah menenggak segelas es kopi sachet saat begadang tugas kuliah. Sakitnya sampe saya tidak bisa ketawa, karena semacam ditekan perut saya. Dokter mendiagnosanya karena saya stress dan asam lambung meningkat, tapi diagnosa pribadi saya karena kopi hahaha. Selain es cokelat dan es teh leci, jus buah juga jadi minuman favorit saya kalo lagi nongkrong. Sudah pasti harus dipesan tanpa gula, ya!
Fun fact : Tika belum pernah minum es kopi susu kekinian, matcha kekinian atau sebangsanya, kasihan ya hahaha.
Tidak penah makan mie instan lagi.
“How can you not eat Indomie In 2 f*ckin years? Serius 2 tahun?”
Saya terakhir makan mie instan tahun 2016 akhir. Tengah malam makan mie goreng dari merk terkenal itu pakai telur ceplok setengah matang, ayam rebus suwir, sawi rebus, kol rebus dan cabe merah. Masih ingat! Hahaha.
Dulu saya selalu makan mie instan dengan nasi. Apalagi kalo mie instan rebus. Belum afdol rasanya kalo makan mie belum pakai nasi. Saya prefer makan mie pakai nasi dari pada makan mie dobel.
Kenapa tidak makan mie instan lagi? Tidak tau kenapa hahaha. Tiba-tiba tidak pengen makan mie instan lagi, gak tau kesambet apa juga, tiba-tiba mikir kalo mie instan itu tidak sehat. Padahal mie instan itu biasanya makanan wajib bagi pendaki gunung, bagi saya dan teman-teman yang hobi naik gunung ini. Godaan terbesar kalo naik gunung, mie instan. Tapi semenjak saya tidak makan mie instan lagi, saya tidak memperbolehkan teman-teman yang naik gunung sama saya untuk bawa mie instan saat naik gunung! Kok jahat? Tidak kok, tapi saya menawarkan ke mereka mau dimasakin apa di gunung asal tidak bawa mie instan. Toh mie instan kalo dikonsumsi pas naik gunung juga cuma bikin kita lebih cepat dehidrasi.
Saya tidak konsumsi mie instan pabrikan, tetapi saya masih makan mie ayam atau mie jowo dan sebangsanya, asal mienya homemade tidak berpengawet. Karena saya cinta banget sama mie.
Rajin Minum Air Lemon atau Teh Hijau Hangat.
Awalnya saya menggunakan buah lemon hanya untuk masker wajah. Buah lemon dibelah dua melintang kemudian diusapkan ke wajah sampai air dan bulir-bulirnya menempel kemudian didiamkan setengah jam dan bilas. Tapi, kok ya sayang ya lemon mahal cuma buat maskeran aja? Jadi, setelah dibelah dua lemonnya saya peras di gelas dan ditambah air hangat, baru sisa bulir-bulir lemon diusap ke wajah. Saya cukup rutin konsumsi air lemon hangat ini, biasanya sebelum tidur. Jangan ditambahkan gula lagi ya walaupun rasanya memang pasti kecut, minum cepat aja sambil tahan nafas.
Kalo lagi tidak sempat atau tidak ada uang buat beli lemon, saya biasanya pakai teh celup hijau yang dijual di supermarket. Teh hijaunya diseduh di air hangat dan pastinya jangan ditambah gula. Efek minum air lemon atau teh hijau ini pasti besok paginya langsung lancar BAB, badan jadi enteng. Air lemon dan teh hijau ini punya sifat detox.
Konsumsi air lemon atau teh hijau ini sebenarnya tidak harus sebelum tidur karena tubuh orang beda-beda. Ada yang kalo minum teh hijau sebelum tidur malah jadi tidak bisa tidur. Silahkan disesuaikan aja sama badan masing-masing, ya.
Air lemon atau teh hijau ini cukup satu hari sekali saja, sisanya sudah pasti minum air mineral yang banyak biar makanan lebih terserap, sistem pencernaan lancar, ginjal sehat, kulit kinclong.
Jangan Malas Gerak a.k.a Olahraga
Saya membiasakan badan buat gerak minimal 10 menit perhari. Bangun tidur atau pas udah di kamar mandi (sebelum guyur air ke badan) saya biasanya squat 20-30 kali. Kalo bangun tidur kadang juga suka sit up 10-20 kali. Efeknya sistem pencernaan jadi lancar dan perut tidak buncit.
Saya pernah rajin jogging hampir setiap sore tapi untuk sekarang sudah hampir tidak pernah karena kepala saya selalu pusing kalo harus berurusan dengan olahraga lari. Kadang kalo lagi tidak males, berenang. Efek dari rajin jogging ini kalo naik gunung jadi tidak mudah pusing dan bisa atur nafas lebih baik.
Intinya, badan dibawa gerak. Kalo mau jajan makan yang cuma di ujung gang saya usahakan untuk jalan kaki aja, tidak perlu ngeluarin motor. Jalan kaki selain baik buat kesehatan tubuh, ternyata juga bisa mengobati stress lhoo soalnya aktivitas fisik dari jalan kaki ini bisa naikin hormon endorfin.
Rajin Minum Jus Buah.
Setiap hari wajib minum jus buah, satu hari aja sekali entah sore atau malam. Jangan ditambahin gula. Saya selalu pilih jus buah yang punya fungsi anti oksidan buat tubuh, misalnya kiwi atau strawberry. Nah, jus anti oksidan ini juga saya selalu konsumsi kalo saya habis makan ‘jahat’ misalnya abis makan nasi padang. Saya juga suka konsumsi buah tanpa perlu dijus dulu, biasanya buah yang bikin kenyang seperti alpukat atau pisang. Kalo lagi sakit seperti diare, saya akan lebih memilih untuk konsumsi jus jambu merah dulu, kalo sudah tiga hari tidak sembuh baru saya konsumsi obat. Kalo susah BAB (sembelit) juga, minum jus buah naga dulu.
Say No To Junk Food
Saya pilih cara untuk makan junk-food hanya setiap tanggal 25-30 saja karena biasanya tanggal segitu keuangan sedang menipis hahaha, jadi keinginan buat jajan juga pasti tertahan. Tapi saya pun juga sudah lama tidak pernah makan junk-food. Jadi bukan berarti selama tanggal 25-30 itu setiap hari saya balas dendam makan junk-food, tidak. Intinya, minimalisir konsumsi junk-food, lebih baik pilih makanan yang lebih sehat kalo lagi jalan-jalan di mall. Jangan lupa minumnya air mineral.
Selain junk-food saya juga jarang sekali jajan snack penuh MSG. Saya meminimalisir makan jeroan hewan. Kalo ada lauk selain jeroan, saya tidak akan pilih jeroan. Jeroan as last choice hahaha.
Out of topic about junk-food, sekarang banyak banget makanan atau minuman kekinian yang claim sehat. Misalnya aja salad buah kekinian, dengan bahan dasar buah-buahan yang sehat terkadang justru dressing salad itu yang mengurangi kadar sehatnya. Konsumsi salad buah tetapi dressingnya dari susu kental manis yang banyak, bukannya susu kental manis justru mengandung gula yang lebih tinggi? Nah, maksud saya mengingatkan kalo bisa kita juga peka sama kandungan bahan makanan yang kita makan.
Weekly Challenge.
Weekly challenge ini saya memberi tantangan sama diri saya sendiri buat hidup sehat, tiap minggu beda-beda. Misalnya minggu ini saya hanya boleh konsumsi protein dari ikan saja, artinya minggu ini saya tidak makan ayam atau daging merah. Challenge lainnya misal minggu ini saya tidak makan santan, berarti dalam minggu ini saya tidak makan nasi padang dan makanan-makanan yang ada kandungan santannya. Ini seru lho, bisa lihat gimana kita bisa komitmen sama diri sendiri buat hidup sehat.
Itu beberapa kebiasaan hidup sehat yang berhasil saya lakukan dan masih saya jalani sampai sekarang. Ya sulit memang, gimana bisa tengah hari bolong makan bakso tapi tidak minum es teh manis? Bisa! Awalnya sulit, tapi lama-lama si es teh manis, jeroan hewan, minuman berpengawet, burger junk-food, bahkan mie instan jadi musuh. Kalo sudah terbiasa, disodorin mie instan atau minuman berpengawet pasti sama sekali tidak tertarik, deh!
Saya belum sepenuhnya hidup sehat, kok. Masik suka konsumsi nasi padang yang jelas bersantan, makan sate klathak nasinya dua porsi, makan bakso yang sudah pasti pakai mecin, dan masih ada lagi kekhilafan lainnya. Setelah khilaf berbuat jahat sama badan sendiri dengan konsumsi nasi padang, setelah itu saya bertaubat dengan konsumsi jus detox.
Dua kebiasaan hidup sehat yang masih sulit buat saya yaitu kewajiban sarapan setiap pagi, tidur cukup dan tidak begadang. Sarapan itu penting banget soalnya bakal mempengaruhi makan kita selama seharian itu, kalo tidak sarapan orang akan cenderung butuh lebih banyak kalori (makan lebih banyak) daripada yang sarapan. Kalo tidak sarapan pasti porsi makan siangnya jadi lebih banyak, apalagi kalo karbohidratnya yang lebih banyak malah lebih rentan kena diabetes. Sama juga kalo tidurnya tidak cukup, tubuh yang harusnya istirahat di malam hari malah dipaksa buat bekerja. Resiko diabetes sama penyakit jantung ini jadi lebih tinggi kalo sering begadang huhuhu.
Efek dari kebiasaan hidup sehat ini badan jadi lebih berasa enteng dan clean, tidak gampang sakit, yang pasti jadi lebih hemat juga karena sudah jarang jajan junk-food hahaha.
Saya masih punya banyak list buat nambah kebiasaan hidup sehat ini diantaranya mengganti makanan deep-fried dengan makanan rebus atau kukus (tapi ayam geprek as my comfort food itu deep-fried hiks), kalo beli makanan berkuah akan pesan tanpa mecin, ingin mengurangi garam, go organik, mengganti ayam dan sapi dengan ikan, dan masih banyak lagi.
Yuk cobain kebiasaan hidup sehat dari sekarang, pelan-pelan aja dulu, dari cara masing-masing misalnya mulai kurangin makanan yang deep-fried terus nanti kalo udah terbiasa, challengenya ditingkatin lagi. Ingat, demi hari tua yang lebih baik! Sampai ketemu dicerita hidup sehat selanjutnya, ya!
Sudah setahun belakangan ini lagi sering berkunjung ke Bandung. Itu artinya juga sudah tidak tahu berapa kali nodonghost-nya buat diajak ngecamp di Ranca Upas. Tidak pernah dikabulkan, karena memang jaraknya yang jauh banget kalau harus naik motor. Jarak Ranca Upas dari kota Bandung hampir 50km, kalau ditempuh naik kendaraan bisa memakan waktu 1,5-2 jam. Kalau naik mobil bisa lewat tol, kalau naik motor ya berarti lewat jalur umum biasa. Jarak jauh dan harus naik motor gendong carrier yang berat, belum lagi kalau berangkatnya malam, tau sendiri kan kalian udara Bandung dinginnya kaya apa? brrr
November lalu, mumpung host lagi bawa mobil dari rumah, akhirnya jadi juga camping ceria di Ranca Upas. Berangkat hari Senin malam sehabis dua budak korporat ini pulang kerja. Kok weekdays? Besoknya libur Maulid Nabi, guys hehe. Sebelumnya saya mau minta maaf kalau cerita kali ini minim sekali fotonya huhu.
Seperti camping-camping ceria sebelumnya, salah satu kegiatan yang saya suka yaitu belanja logistik. Sore harinya kami belanja bahan untuk memasak di Pasar Ujung Berung, Bandung. Rasanya sudah lama sekali tidak berbelanja ke pasar, karena kelihatannya sekarang lebih nyaman berbelanja ke supermarket. Pasar Ujung Berung ini letaknya di sebelah Alun-Alun Ujung Berung. Dari segi bangunan, masih dalam bentuk bangunan lama, kios pedagang tidak tertata rapi, pencahayaannya tidak terang, dan becek di beberapa tempat. Tidak seperti banyak pasar tradisional yang bangunannya sudah direnovasi menjadi lebih bagus. Tetapi, semua kebutuhan yang kita cari ada di sini, dari mulai sayuran, buah-buahan, jajanan warung, sampai DVD bajakan pun ada hehe. Kami membeli bahan untuk memasak soto ayam diantaranya, bihun jagung, tauge, bawang goreng dan bumbu sachet soto. Semua total belanjaan kami tidak lebih dari Rp. 20.000,-, terkejuuut! Haha. Untuk ayam potongnya kami membeli di supermarket terdekat dari pasar, karena keadaan ayam yang kami lihat di salah satu pedagang di pasar sudah dihinggapi banyak lalat, hiii.
Sampai di rumah, saya mencuci semua bahan, memotong dan merebus agar efisien waktu saat memasak di Ranca Upas nanti. Semua sudah terpacking, tenda, alat masak, keperluan individu dan bahan makanan. Kami berangkat dari rumah jam 8 malam.
Ranca Upas letaknya ada di Bandung Selatan. Untuk rute, google maps sudah cukup jelas, anti nyasar club. Bisa dicari Ranca Upas Smart Camp Adventure. Kalau naik mobil akan diarahkan lewat tol Soroja (Soreang-Pasir Koja). Sebelum masuk tol Buah Batu, kami mampir dulu membeli martabak untuk cemilan malam. Namanya Martabak Jayaraga, di Jalan Terusan Buah Batu dekat Telkom University. Martabak Jayaraga ini menjual martabak manis dan telur, martabak manisnya ada pilihan coklat, kacang, keju, pisang, kismis dan jagung. Martabak telurnya ada varian rasa ayam, sapi, tuna dan kornet. Semua varian rasa martabak di sini dihargai rata, Rp. 20.000,- saja. Antrian pembelinya cukup ramai, tetapi pelayanannya cepat karena alat masak dan kokinya banyak.
Perjalanan lanjut menuju Ranca Upas, keluar tol Pasir Koja atau Leuwi Panjang, setelah keluar tol jalurnya naik turun dan udara tambah dingin. Menurut saya, pintu masuk ke lokasi camping Ranca Upas ini kurang terlihat jelas, tidak seperti pintu masuk malah seperti jalan buntu, kami pun sempat ragu mau belok kanan “Yakin, nih?”. Tapi maps menunjukkan ke jalan itu, kami ikuti arahan maps dan ternyata jalannya benar. Apa karena sudah malam jadi tidak telihat jelas? Hehe. Jalan masuknya tidak terlalu luas, kalau berpapasan dengan mobil lain harus berhenti dulu. Kami harus membayar retribusi di pos sebelum memarkirkan kendaraan. Retribusi tiket masuk Rp. 15.000,- perorang, tambahan kalau camping Rp. 10.000,- perorang, dan parkir mobil camping Rp. 20.000,-. Untuk parkir mobil tidak campinghanya Rp. 10.000,- ya.
Parkiran Ranca Upas terbilang luas mampu menampung banyak mobil dan motor, area mobil dan motor pun terpisah. Di area parkir tersedia beberapa warung kecil yang menjual makanan dan minuman. Saran saya untuk yang membawa mobil, parkirnya terus aja sampai lokasi terdekat pintu masuk camping ground agar jalannya tidak terlalu jauh hehe. Jalur menuju camping ground ini berupa tanah berumput dan tidak perlu menanjak, jadi pakai sendal gunung saja sudah cukup tidak perlu memakai sepatu. Kalau mau memakai sepatu pastikan sepatunya waterproof agar kaki tidak basah karena rumput yang basah. Jangan lupa membawa kaos kaki untuk menghangatkan kaki ketika sudah di tenda.
Kami sampai pukul 11 malam, ternyata camping ground sudah ramai, mungkin karena besok hari libur. Kami mencari spot yang tidak terlalu ramai, tidak banyak pepohonan dan mengarah ke timur (ini sampai harus buka compass di HP haha). Kenapa kok gitu? Biar besok pagi tenda kita sudah mengarah ke sunrise alias matahari terbit. Tenda sudah berdiri sempurna, barang-barang sudah tersusun rapi di dalam tenda, tiba saatnya menyantap martabak Jayaraga dan minuman hangat haha. Menurut saya, Martabak Jayaraga ini rasanya enak, martabak manisnya tidak terlalu tebal karena saya pribadi juga tidak terlalu suka kalau terlalu tebal karena susah masuk mulut haha, isi coklat mesesnya juga pas jadi tidak terlalu manis. Martabak telur isi daging ayam rasanya juga enak, dagingnya berasa, dan tidak terlalu tebal kulit martabaknya. Untuk harga martabak Rp. 20.000,- menurut saya worth it.
Setelah kenyang, kami bergegas tidur. Kesalahan kecil yang berakibat fatal yaitu saya tidak membawa jaket polar dan sleeping bag, hanya pakai jaket berbahan denim padahal campingnya di tempat super dingin, jadilah semalaman tidur kedinginan. Jangan dicontoh ya, pokoknya kalian harus bawa sleeping bag dan jaket polar kalau berencana camping di Ranca Upas. Tidur kami agak tergangu karena ada sekelompok pengunjung yang bermain alat musik dan bernyanti-nyanyi cukup keras padahal sudah masuk jam-jam orang istirahat.
Esok paginya, benar saja tenda yang sudah dipasang menuju ke arah timur membuahkan hasil hahaha! Tenda kami mengarah ke sunrise. Di saat orang-orang berkerumun menuju arah sunrise dari tenda mereka, kami hanya cukup duduk manis di depan tenda sambil menikmati hangatnya matahari. Untuk menghilangkan dingin dua budak korporat menyeduh kopi dan memasak nasi, dan saya menyiapkan bahan masakan soto yang sudah dibeli kemarin sore. Kami segera menyantap semua masakan setelah matang sambil ngobrol ngalor ngidul, dua budak korporat flash back masa SMA mereka. Habis makan? Lanjut tiduuurrr~ hehe.
Oiya di camping ground ini kalian bisa menyalakan api unggun tetapi disarankan di spot-spot yang sudah ada ya, di rumput-rumput hitam. Camping ground ini juga bisa menyewakan peralatan camping, seperti tenda, sleeping bag, matras, dkk. Bisa langsung hubungi petugas di pos retribusi pintu masuk. Fasilitas di sini ada toilet yang bersih, tidak bau pesing, dan ada juga area kran untuk berwudhu. Untuk toilet ada tarif kebersihannya ya. Bahkan kita juga bisa numpang charge HP pada petugas toilet, kalau tidak salah cukup bayar Rp. 5.000,- saja sampai full hehe. Sinyal di Ranca Upas juga lancar jaya ya guys.
Bangun tidur sekitar pukul 10 pagi, kami segera packing sebelum matahari mulai menyengat. Selesai packing dan menaruh semua barang di mobil kami tidak langsung pulang, kami mampir ke penangkaran rusa yang juga terkenal di area Ranca Upas ini. Sebelum masuk ke area penangkaran pengunjung bisa membeli wortel untuk para rusa. Menurut saya, keadaan rusa-rusa di sini seperti stressmungkin karena bertemu dengan banyak orang jadi beberapa rusa ada yang menghindar di pojokan atau berlindung di bawah bangunan panggung. Rusa yang sedang beristirahat di pojokan saja terkadang masih didekati oleh pengunjung untuk berfoto. Penangkaran rusa ini ternyata menjadi salah satu spot terkenal untuk foto prewedding, karena ketika kami ke sana banyak sekali yang sedang prewedding. Kalian perlu berhati-hati karena jalan tanahnya banyak kotoran rusa. Saran saya, jika ingin berfoto sebaiknya lihat kondisi rusanya juga, jangan sampai rusa sedang berisirahat tetap kalian dekati demi feeds instagram hehe.
Wisata Ranca Upas ini tidak hanya ada camping ground dan penangkaran rusa, ada juga kolam renang air panas, flying fox, paint ball dan area outbound. Setelah dari Ranca Upas bisa juga mampir berkunjung ke Ciwidey atau Situ Patenggang. Sekian dulu cerita saya tentang Ranca Upas, semoga bisa bermanfaat buat kalian semuaaa hehe.
Thank you, Fatkhan & Aziz. See you on next stories!