Kikugawa: Resto Jepang Legendaris dari Tahun 1969

Pecinta sushi atau makanan Jepang lainnya, silakan merapat! Ini bacaan yang cocok untuk kalian. Kali ini saya mau rekomendasikan resto yang menyajikan menu Jepang dari tahun 1969, alias ini resto Jepang pertama di Jakarta! Penasan gak?

Kikugawa restaurant letaknya ada di daerah Cikini Jakarta Pusat, daripada takut nyasar dan harus muter balik jauh karena lokasinya ada di jalanan satu arah, kalian bisa cek Google Maps di sini, ya.

Jauh dari kata fancy seperti resto Jepang kekinian lainnya, Kikugawa menawarkan ambience Jepang di dalamnya. Pas tiba di parkiran, bentuk restonya seperti bangunan rumah dengan teras kolam ikan lengkap dengan jembatan mini untuk masuk ke dalam resto.

Kikugawa
Pintu Masuk ke Kikugawa Resto

Interiornya homey banget, dekorasi dinding dan ornamen ala jepang, juga kursi makan yang terbuat dari rotan. Suasana di sini tenang, ga berisik, apa setiap orang benar-benar nikmatin makanannya ya? Hahaha.

Kikugawa
Nuansa Jepang di Kikugawa
Kikugawa
Interior Kikugawa

Menunya ada dari appetizers, main course sampai dessert. Saya kemarin pesan Ume Set (164K) dan Vega pesan Kiku Set (132K). Bedanya, Kiku Set ada nasi, Ume tanpa nasi.

Karena ini resto legendaris, jadi menu-menu yang ditawarkan juga autentik. Kalian gak bakal nemuin menu sushi roll yang beraneka ragam kaya di kebanyakan resto Jepang.

Kikugawa
Kikugawa Menu: Ume Set

Ume Set terdiri dari salmon sushi (5 pcs), sashimi (3 pcs), sukiyaki, tempura, yakitori (2 pcs) dan miso soup. Oiya, nanti bakal dapat potongan semangka dingin gratis, seger deh!

Gimana rasanya? Enak ga?

Salmon sushi dan sashiminya potongannya rapi banget hahaha. Tebal juga, jadi ga rugi! Fresh dan nasi sushinya juga pulen. Rasa salmonnya agak manis, tapi enak! Kusuka kusuka~

Kukigawa Salmon Sushi
Salmon Sushi Kikugawa
Kukigawa Sashimi
Kikugawa Sashimi

Yakitorinya dapat 2 pcs, potongan dagingnya cukup besar dan juicy. Bumbu shoyunya juga berasa, perpaduan rasa gurih dan sedikit manis. Enak dimakan bareng sama daun bawang panggangnya! Harum~

Tempura yang disajikan gak cuma udang aja, tapi ada terong, ubi, daun bayam dan buncis. Tempuranya garing dan porsinya ga pelit.

Miso soup ini enak banget, gurihnya khas. Bisa jadi pendorong tenggorokan kalau seret pas makan tempura atau yakitori hahaha. Kuahnya gak terlalu kental dan mantap sekali dimakan pas hangat. Isinya ada potongan tahu dan daun bawang.

Kikugawa Sukiyaki
Beef Sukiyaki Kikugawa

Semangkuk beef sukiyaki isinya ada slice daging yang sudah dimarinasi, poached egg, sawi putih, bayam, jamur, tahu dan mie shirataki. Rasa kuahnya manis dan pas saya coba udah ga hangat, mungkin karena saya makannya terakhir dari menu set ini.

Kikugawa punya beberapa menu set, dari yang ada sushinya sampai menu chicken teriyaki. Kalian bisa liat menunya di sini.

Dari segi harga, menu set ini jauh lebih hemat dibanding harus pesan banyak menu satuan. Secara porsi, menu Ume Set ini bikin kenyang, loh! Karena menunya bervariasi. Tapi kalau kalian mau tambah menu satuan lain, silakan saja~ Pesan minum ocha aja, karena selain bisa refill sampai kembung, dia juga muraah~ hahaha.

Selain menu-menu autentik dan ambiencenya yang Jepang banget, saya juga dapet experiences baik dari para pelayan yang ramah dan informatif.

Fasilitasnya ada buat parkir 2-3 mobil (bisa juga parkir di pinggir jalan karena satu arah) dan mushola. Wifi juga ada! Toiletnya pun bersih.

Pesan penting!!! Kalian cek dulu ya jam bukanya, jangan asal datang karena mereka punya sistem istirahat. Gak lucu kan udah jauh-jauh ke Cikini, eh ternyata pas jam istirahat mereka hehe. Kukigawa buka dari jam 11.30-15.00 WIB dan 17.00-21.00 WIB. Mereka bisa reservasi juga lewat WA 0857-1954-5602.

Apakah saya akan balik lagi? Yes! Masih penasaran sama menu lainnya terutama gyoza salmon dan chicken curry. Yuk!

Advertisement

Jamu Ginggang: Si Jamu Legendaris Asli Jogja

Sebagai seorang yang sedang belajar untuk hidup sehat, menemukan tempat minum jamu jadi hal yang menyenangkan. Baru tau kalau ada tempat macam ini diantara ratusan kedai kopi yang sekarang menjamur di Jogja. Namanya Jamu Ginggang! Lokasinya dekat dengan Pura Pakualaman (ada di google maps).

Tempatnya sederhana banget. Interiornya masih menggunakan furniture lama, baik itu kursi, meja, jendela dan etalase. Di dinding warungnya tertempel foto-foto berukuran besar seperti poster, foto-foto para buyut terdahulu. Udara di sini sejuk mungkin karena dekat dengan banyak pohon rindang, adem di dalam walaupun di luar sangat terik. Jalanan di depan warung pun tidak ramai karena termasuk area tempat tinggal, jadi jauh dari hiruk pikuk macet.

Warung Jamu Ginggang ini sudah ada sejak 1950. Tapi, Mbah Joyo sudah meracik jamu dari tahun 1920-an sejak beliau masih menjadi Abdi Dalem di Pura Pakualaman. Jamu-jamu racikan beliau ini banyak memberi khasiat buat pengobatan. Awalnya diberi nama oleh Kanjeng Ratu Sri Pakualam ke-VI dengan nama Tan Ginggang atau Tansah Ginggang, yang bermaksud agar hubungan antara kraton Pakualam dan para warga sekitar selalu rukun dan dekat tanpa ada jarak. Selanjutnya, resep ramuan jamunya terus dijaga oleh keturunan Mbah Joyo sampai sekarang yang sudah memasuki generasi ke lima.

Pilihan menu jamunya banyak! Dari yang berkhasiat untuk penambah stamina, penyembuh sakit sampai vitalitas. Dari yang pahit seperti brotowali sampai yang manis juga ada. Ada beberapa jamu juga yang bisa di minum dengan es, ada juga pilihan dengan tambahan telur ayam kampung atau madu. Kalau kita bingung mau pilih yang mana, bisa tanya dulu ke staffnya mengenai khasiat dan rasa jamunya gimana, biar tidak salah pilih hehehe.

Kebanyakan yang datang ke sini adalah orang-orang yang sudah berlangganan jamu belasan sampai puluhan tahun yang lalu. Saya bertemu dengan seorang bapak yang dulu pemain bola, dia sudah berlangganan sejak tahun 1965. Saya juga bertemu dengan sepasang orang tua yang ternyata setiap seminggu sekali selalu ke sini untuk minum jamu. Tidak bohong memang, usia mereka yang terlihat sudah lebih dari 50 tahun masih terlihat sehat, mungkin karena rajin konsumsi jamu.

Tapi kata pemilik warung, Pak Rudi, sekarang juga banyak anak muda yang datang. Turis mancanegara juga banyak yang datang karena Pak Rudi bekerja sama dengan tour dan travel.

Bahagia sekali bisa minum jamu drink-in sambil duduk manis sama teman-teman. Biasanya kalau minum jamu harus ke pasar pagi-pagi. Jamu Ginggang buka setiap hari! Dari Senin sampai Minggu, dari jam 09.00 sampai 20.00 WIB jadi minum jamu bisa sore-sore habis berolahraga atau malam setelah pulang kerja.

Pembuatan jamu di sini masih pakai cara tradisional setiap pagi sebelum warung buka. Mereka tidak menggunakan blender, khawatir merusak rasa. Walaupun sudah lebih dari setengah abad, kualitas ramuan dan rasa jamu ini masih oke, kata mereka. Mulai sekarang, saya perlu buat agenda rutin buat jajan ke warung ini. Sepuluh ribu sudah dapat minuman sehat~

Cupable Coffee dan Barista Spesial

Minggu lalu, saya diajak oleh teman-teman dari Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP) untuk berkunjung ke Pusat Rehabilitasi Yakkum, Jogja. Surprisingly, ternyata mereka memiliki kedai kopi tepat di depan gerbang masuk Yakkum, namanya Cupable.

Istimewanya, setiap kopi dan makanan disajikan oleh teman-teman disabilitas. Kamis lalu, Mas Eko, Mas Ade, Mas Irfan dan Mas Salman mendemonstrasikan pembuatan kopi dengan metode V60. Mereka adalah penyandang disabilitas fisik dan mental, terganggu alat gerak fisiknya dan fungsi pikir (skizofrenia).

Sejak tahun 2017 Pusat Rehabilitasi Yakkum sudah mengadakan pelatihan untuk barista, mempersiapkan makanan dan pelayanan pelanggan.

Kopi yang ditawarkan di sini ada arabika dari Bajawa-NTT dan Sulawesi, ada juga robusta dari Kerinci-Sumatera. Pilihan menu kopinya ada V60, Vietnam drip, kopi tubruk dan cappucino. Para barista meng-grinder biji kopi, menyeduh bubuk kopi dengan V60 dripper hingga jadi segelas kopi arabika hangat untuk kami. Semua proses mereka lakukan sendiri, dengan keterbatasan alat gerak, hebat!

Selain kopi, ada juga jus dan teh serta cemilan. Pelanggan bisa memilih duduk di dalam ruangan atau di luar. Bagian dalam ada beberapa sofa dan meja yang nyaman untuk mengerjakan deadline pekerjaan. Di luar, bisa untuk duduk-duduk santai menikmati ramainya Jalan Kaliurang sambil menghisap batangan rokok. Mereka buka Senin-Sabtu dari jam 09.00-22.00 WIB.

Adanya Cupable ini, kita perlu paham bahwa para penyandang disabilitas seperti mereka juga memiliki hak untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak pantas didiskriminasi. Perlu diingat juga, kita bisa saja menjadi seorang disabilitas.

Kalau bingung hari ini mau ngopi di mana, Cupable bisa jadi tempat pilihan kalian. Lokasinya ada di Jalan Kaliurang KM 13,5 Yogyakarta, kanan jalan. Selamat ngopi, jangan lupa bersyukur! 🙂