Gunung Batu Jonggol: Alternatif Hiking Warga Jakarta

“Akhirnya, naik gunung lagi!”, ucap saya dalam hati pas sampai di puncak Gunung Batu, Jonggol. Ya walaupun ini bisa dibilang bukan gunung karena hanya 870-an meter di atas permukaan laut (mdpl). Tapi setidaknya, bisa merasakan track terjal dan udara segar. So happy!

Weekend yang tidak biasa buat saya dan delapan teman lain. Kami harus sudah terbangun sebelum jam 4 pagi untuk mendaki gunung. Entah kapan terakhir kali kami mendaki, ini membuat kami was-was, “Kuat gak, nih? Engap gak, ya?” Hahaha.

Kami sudah siap sekitar jam 04.30 pagi dengan senter dan jaket yang jadi pelindung udara dingin Bogor pagi itu. Keluar penginapan, suasana jalan masih sepi dan gelap. Kami jalan kaki 5 menit untuk sampai di gerbang pos penjualan tiket. Harga tiket per orang Rp30.000,00 di hari Minggu (weekend).

Jalur dari pos tiket masih tergolong landai dan tanah, buat pemanasan keluar keringat karena ada beberapa tanjakan. Tapi tenang, belum sampai engap.

Gunung Batu Jonggol
Jalur Batu Goyang Gunung Batu (Photo by: Fariz)

Di tengah perjalanan dari pos awal kita ketemu jalur “batu goyang”. Jadi, ini jalur banyak batu-batu besar (batu kali) dan kalau kita injak kaki, batunya bakal goyang karena ga tertanam di tanah. So, harus jaga keseimbangan dan hati-hati licin.

By the way, kondisi kita pas naik Gunung Batu ini jalurnya becek karena malam sebelumnya hujan cukup lama. Pas lewat batu ini juga mau ga mau kita harus hati-hati biar ga kepeleset pas injak batunya.

Setelah jalur batu, jalurnya tanah lagi. Jalur kecil cuma bisa untuk satu orang. Jadi, kita harus gantian minggir dulu kalau ada orang dari arah atas. Tapi karena masih pagi buta, ga ada orang lewat, cuma kita.

Gak lama, kita ketemu sama “pengkolan” dan ternyata jalur yang kita lewatin itu short cut alias motong jalan! Pantas aja agak sedikit menanjak. Di pengkolan ini kita ketemu jalur semen, lebarnya mungkin 2 meter. Istirahat sebentar buat minum.

Jalur ke Camping Ground Gunung Batu

Selesai istirahat minum, kita lanjutin perjalanan di jalur semen ini. Jalannya bisa barengan kanan kiri karena lebar. Lari juga bisa kalo kuat, gan! Ujung dari jalur semen ini ternyata camping ground. Camping ground Gunung Batu lumayan luas, bisa muat 10 tenda dan viewnya bagus banget! Btw, cuma ini lokasi untuk bikin tenda, setelah ini ga akan bisa karena jalurnya menanjak terus.

Camping Ground Gunung Batu

Nah, habis camping ground jalurnya kembali tanah dan ini baru pendakian dimulai. Nanjak terus! Setiap naik, kaki sama dengkul balapan. Kanan-kiri ilalang dan jalurnya sempit. Hati-hati juga kalo mau istirahat di pinggir, karena kanan-kirinya jurang. Pastikan istirahat di tempat yang sedikit luas.

Kita bersembilan ini belum ada yang pernah mendaki Gunung Batu sebelumnya, untungnya ada Om Hendra dari Gunung Batu Adventure yang nemenin. Makanya, kita kaget pas ketemu jalur tanah vertikal yang ngelewatinnya perlu pakai tali. Karena semalam habis hujan, talinya jadi licin. Kita harus nahan tali itu tetep kita pegang, pedees banget telapak tangan. Talinya jangan sampai lepas dan selalu posisikan di tengah antara dua kaki, bisa bahaya amit-amit jatuh kalo sembarangan megang talinya.

Oh iya, pas lewatin jalur tali ini cuma boleh sendiri jadi harus bergantian. Pas giliran saya, jujur agak deg-degan karena harus konsentrasi pegang tali yang licin dan nentuin pijakan kaki di sebelah mana yang aman. Sambil nunggu giliran yang lain, Saya, Dinda dan Syam beristirahat sebentar di pinggir jalur yang bisa buat berdiri tiga orang.

Gunung Batu Jonggol
Sunrise Gunung Batu

Semua personil udah berhasil ngelewatin jalur tali ini, kita lanjut jalan lagi karena sebentar lagi bakal ketemu sama puncak bayangan. View dari puncak bayangan ini keren bangeeet! Pas golden sunrise dan cerah pula, wah keren pokoknya! Kita foto-foto di sini karena Aphoy, Fariz dan Abeng ga ngelanjutin buat sampai ke puncak.

Gunung Batu Jonggol
Puncak Bayangan Gunung Batu

Lho, masih ada puncak lagi? Yes! Kan yang tadi namanya masih puncak bayangan. Jalur ke puncak beneran ini juga ga kalah curam, jalur vertikal batu di mana perlu tali lagi buat ngelewatinnya. Naiknya pun bergantian dan harus kasih kode ke teman di atas kalo mau naik. Kalo udah sampai di atas juga kasih kode, biar teman selanjutnya bisa mulai pakai tali. Talinya ga bisa dipakai berbarengan, bahaya. Ini jalurnya kanan-kiri benar-benar jurang. Telapak tangan saya makin pedess, megang tali harus kuat. Konsentrasi juga ga boleh buyar, harus bisa nentuin kaki nginjak batu yang mana.

Gunung Batu Jonggol
Jalur Menuju Puncak Gunung Batu

Selama jalur pendakian Gunung Batu, ada tiga jalur tali. Petugas di pos tiket juga kasih informasi kalo naiknya harus bergantian. Setelah ngelewatin tiga jalur tali, akhirnya kita sampai di puncak Gunung Batu! Bedanya sama puncak bayangan, di sini ada penanda bendera merah putih.

Puncak Gunung Batu tidak terlalu luas, kami bertujuh masih bisa berdiri di atas pagi itu. Tapi kalo terlalu banyak ga bisa, karena bahaya kalo jatuh langsung ke jurang. Kami berangkat tadi pagi jam 4.30 dan sampai di puncak sekitar jam 6 lewat. Perjalanan santai ga pake ngebut, butuh waktu sekitar 1,5 jam.

Kami puas-puasin foto di puncak karena kebetulan pendakian pagi buta ini sepi cuma ada kami. Pagi yang cerah, dari puncak Gunung Batu kelihatan Gunung Pancar, Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Masha Allah bagusnya! Benar-benar refreshing buat kami bisa hirup udara segar dan lihat hamparan hijau.

Gunung Batu  Jonggol
Gunung Gede dan Pangrango dari Puncak Gunung Batu

Setelah puas dan matahari semakin panas, kami memutuskan untuk turun. Ternyata, jalur turun juga sama curamnya. Kami harus melewati jalur tali dan perlu konsentrasi saat menginjakkan kaki. Padahal perut udah keroncongan membayangkan ayam goreng dan nasi hangat di penginapan.

Cuaca malam habis hujan bikin jalur tanah dan batu semakin licin, jadi kami jatuh terpeleset berkali-kali di jalur. Celana dan baju yang awalnya bersih pas berangkat, sudah cemong sama noda tanah di bokong pas turun.

Perjalanan turun juga memakan waktu sekitar 1,5 jam. Sebelum kembali ke penginapan, kami istirahat sebentar di warung dekat pos tiket. Melepas dahaga pake es teh sambil menertawakan hal-hal bodoh selama pendakian tadi.

Gunung Batu Jonggol
Warung di Pintu Masuk Gunung Batu

Sampai di penginapan, kami langsung ambil posisi selonjoran di teras sambil meramal kaki dan badan akan sakit besok hari. By the way, kita ga ngecamp, tapi bermalam di Villa Gunung Batu Adventure. Cari yang praktis karena malas harus bawa tenda berat, belum lagi harus packing dan pasang tenda.

Gunung Batu Adventure

Villa ini jaraknya deket banget sama Gunung Batu, ga ada 5 menit jalan kaki. Fasilitasnya oke! Di lantai 2 khusus tempat tidur ala Jepang, jadi tidurnya lesehan di kasur lipat. Lantai 1 ada kamar mandi lengkap dengan shower dan wc duduk, dapur (ada kompor, alat masak dan dispenser), tempat kumpul. Bagian depan terasnya luas, ini jadi tempat kita semalaman barbeque-an dan sarapan habis mendaki. View dari teras aja cakep amat! Adeem~

Gunung Batu benar-benar jadi alternatif buat warga Jakarta yang kangen atau ingin merasakan sensasi naik gunung. Hanya 870-an mdpl, tetapi jalurnya bisa buat latihan cardio hahaha. Buat sampai ke puncaknya juga ga butuh waktu lama kaya ke Gunung Gede atau Pangrango. Di perjalanan turun saya juga bertemu sama keluarga yang bawa anak usia 4-5 tahun, mungkin mereka hanya sampai di camping ground. But, it’s okay buat cari udara segar.

Kalo ke Gunung Batu, dari arah Cibubur (Jakarta) kalian bisa keluar tol Citereup atau langsung googling Gunung Batu Adventure. Petunjuk arahnya jelas, kok. Buat yang pertama kali, sangat disarankan berangkat pagi atau siang biar ga bingung dan ga bahaya karena jalurnya sepi kalo udah malam. Jalanan ke sana udah bagus, beraspal dan muat dua mobil. Kalo kalian pernah ke Dieng, kira-kira jalanannya seperti itu, menanjak dan belok-belok tapi kanan kirinya hijau-hijau segar.

Walaupun gunungnya ga tinggi, wajib banget pake sepatu atau sendal gunung yang proper karena bakal ketemu jalur ekstrem bertali dan licin kalo hujan. Daripada harus kepeleset terus, lebih baik persiapkan diri, kan? Jangan lupa juga bawa senter atau headlamp kalo ada rencana catching sunrise.

Sekian dulu cerita tentang Gunung Batu bersama teman-teman SMA saya, semoga bisa kasih informasi lengkap kalo kalian mau mendaki ke sana. Jangan lupa share ke teman-teman, ya! See you!

Aerial video Gunung Batu bisa cek di sini.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s